Pages

Agustus 18, 2009

Maaf Indonesia, Kami Hanya Orang Desa

Maaf Indonesia, Kami Hanya Orang Desa


Kami hanya orang desa, wong ndeso, kami tak tahu apa itu nasionalisme, patriotisme, heroik, yang kami tahu cuma memberi dan bersimpati.

Kami hanya orang desa, wong cilik, kami ngerti apa itu koalisi, oposisi dan birokrasi, eh cuma gotong-royong dan nasehat-menasehati yang kami pahami.

Sungguh, tak pernah terbersit di benak kami memiliki kain merah-putih sebagai bendera dirimu, malah kami lebih senang membeli seragam putih-merah untuk anak cucu kami. Duh malunya kami!

Kami tak punya cita-cita mulia (seperti para cucu) untuk menjadi pelayan di senayan atau di istanamu, bisa membahagiakan dan melayani keluarga aja sudah sangat membanggakan kami. Kami memang egois!

UUD dan semua peraturan negara yang tebal itu tak ada satupun yang kami hafal, kami cuma hafalnya doa shalat dan wudhu saja, karena kami sering dan ramai melaksanakannya di surau sederhana kami, ketimbang di gedung2 modern ibu kota.

Kami kurang paham sejarah hidupmu, siapa temanmu dan kapan tanggal-tanggal kenanganmu, yang kami pahami cuma kapan saatnya kami menanami sawah, agar ada yang bisa dimakan. . .

Lagu-lagu kebanggaanmu tak satupun pernah kami nyanyikan. Kami sukanya dangdutan, koploan atau qosidahan. Tapi kami tidak suka lho ama lagu barat yang gak jelas artinya itu.

Kami tak mau mengelilingi dan menelusuri pelosok tanah airmu, kami tak ‘kuat’, masih banyak tetangga yang belum kami kunjungi.

Dan tiap upacara 17 Agustusan yg dulu2, sebenarnya kami ingin ikut berjejer di barisan para ‘abdi negeri’ itu, dan menghayati hari lahirmu. Tapi lagi-lagi kami malu. Kami tak punya baju yg bagus dan khawatir mengotori hari sakralmu, anggap aja sawah ini adalah lapangan dan padi ini adalah barisan abdi kami. Lihatlah! padi kami bergoyang gembira menyambut hari lahirmu.

. . .

Maafkan kami Indonesia, kami malu, engkau begitu tegar berkibar melayani, tapi kami disini segan tuk sekedar menengadah menghormatimu. Sekali lagi maaf, kami belum semerah semangat perjuanganmu dan belum seputih tulusmu.

Kami akan berusaha melayanimu dalam keawaman kami, dalam ketidakpintaran kami, dan dalam kekolotan kami. Kami tak mau sok maju, sok canggih, sok cendekia, dan sok relijius.

Bagaimanapun, kami tak pernah malu jadi wong ndeso seperti ini, tak berdasi, punya nama yang ‘singkat’, tak berdompet tebal - bahkan tak punya dompet-. Karena kami percaya Indonesia pun membutuhkan dan menyayangi kami sebagaimana kami membutuhkan dan menyayangi Indonesia.

Ibu Pertiwi, terimalah tetesan air mata penyesalan kami ini… Dan ijinkan kami membalasnya dengan tetesan keringat dan darah kami, semoga ikut menyuburkan berkah di tanah airmu!
fauzi_hpt@yahoo.co.uk

http://public. kompasiana. com/2009/ 08/14/maaf- indonesia- kami-hanya- orang-desa

Tidak ada komentar:

 
© Copyright BODAS PEKA JAWA BARAT 2011 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates and Theme4all